Minggu, 15 Januari 2017

Ayahku Malang, Ayahku Sayang : Cinta Ayah Yang Cacat Kepada Anaknya

Anda menginginkan ayah yang normal ? Itu wajar dan menjadi harapan semua orang. Tetapi, bagaimana kalau ayah Anda tidak normal ? Bisu, tuli , buta, idiot atau kombinasinya ? Jangan bersedih, karena ayah yang cacat bahkan memiliki cinta yang lebih mengesankan.

Cinta milik siapa saja, termasuk manusia yang cacat. Orang yang bisu tidak bisa mengungkapkan cintanya dengan kata-kata, ia mempunyai cara lain untuk menyatakannya : cara yang bahkan jauh lebih berkesan. Cinta seorang ayah yang bisu kepada anaknya adalah hal yang wajar. Meski si anak berangan-angan memiliki ayah yang normal, meski si anak sulit memahami ungkapan cinta dari ayahnya, namun sang ayah ingin anaknya tahu bahwa ia mencintainya dengan sepenuh hati. Betapa dalamnya cinta sang ayah yang bisu-tuli bisa kita saksikan pada sebuah film pendek berjudul “Silence of Love”.

Video berjudul “Silence of Love” merupakan iklan asuransi Thailand (Thai Life Insurance) dan pertama kali diupload ke Youtube pada tanggal 29 jul 2011. Hingga kini sudah ditonton hampir 5 juta kali dengan hampir 6 ribu komentar. Karena membawa pesan moral tentang cinta ayah kepada anaknya maka film pendek ini mendapat kehormatan untuk ditayangkan pada Hari Ayah di The Rock Indonesian Service, Perth, Australia.

Silence of Love mengisahkan keinginan seorang anak untuk memiliki ayah yang normal. Melalui bahasa isyarat sang ayah meminta maaf karena dilahirkan sebagai orang yang bisu dan tuli. Seperti judulnya “Silence of Love” (Cinta yang Hening), sang ayah menunjukkan cintanya kepada si anak tanpa suara. Karena tak mengerti bahasa isyarat, sang anak kesulitan memahami ungkapan cinta ayahnya. Ia baru menyadari ketika nyawanya terancam maut. Dengan bahasa isyarat sang ayah mengungkapkan isi hatinya kepada dokter : selamatkan anakku; silahkan ambil uang saya, silahkan ambil rumah saya, silahkan ambil nyawa (darah) saya, asalkan nyawa anakku tertolong !





Cinta ayah yang cacat kepada anaknya juga ditunjukkan dalam video berikut. Sebuah keluarga kecil terdiri dari ayah dan seorang anak. Sejak istri meninggal, sang ayah menjalankan peran ganda sebagai ayah sekaligus sebagai ibu bagi anaknya. Si anak kemudian mendapat beasiswa luar negeri. Selama si anak belajar di luar negeri , sang ayah memberi kabar berita yang baik-baik saja. Sang ayah tidak ingin anaknya tahu penderitaan yang dialaminya, termasuk ketika dirinya mengalami kebutaan. Pada saat sang anak tahu, saat itu pula sang anak menyadari mengapa dulu ayahnya sering mengatakan tidak lapar dan mengapa dulu ayahnya sering mengatakan tidak lelah.





Malu memilki ayah yang bisu ? Bagaimana bila tiba-tiba ayahmu yang bisu muncul di gedung perkantoranmu yang megah dan menjadi pusat perhatian banyak orang ? Malu kepada rekan-rekan sekerjamu karena kedatangan ayahmu yang bisu ? Sedikit banyak mungkin timbul rasa malu, tapi yakinlah cinta ayahmu jauh lebih besar dari itu. Hal itu akhirnya disadari oleh si anak. Apa yang dicarinya selama ini ternyata sudah ada sejak dulu. Apa yang dicarinya sudah diberikan sejak dulu dari ayahnya yang bisu. Video ini diakhiri dengan nasehat untuk mengajak ayah dan ibu tinggal serumah dengan anaknya, itulah rumah yang sempurna.





Jika ketiga video di atas berdurasi pendek dan kita mengendaki film panjang tentang cinta ayah yang cacat kepada anaknya, maka film “Miracle in Cell No 7” akan memenuhi keinginan kita ini. Cinta kali ini ditunjukkan oleh seorang ayah yang cacat mental alias idiot. Begitu besarnya cinta sang ayah hingga ia rela melakukan apa saja demi anaknya, apa pun resikonya . Karena idiot, ia tidak tahu resiko apa yang harus ditanggungya, baginya yang penting adalah keselamatan anak. Ketika dibujuk untuk mengakui kejahatan yang tidak dilakukannya, ia bersedia asal anaknya selamat. Sang ayah rela dijebloskan ke penjara, tepatnya di sel nomor tujuh, bersama beberapa penjahat. Di dalam sel inilah terjadi keajaiban yang mengubah penjahat-penjahat itu menjadi orang baik-baik. Demi keselamatan anaknya, ia menerima bujukan dari pejabat negara. Lagi-lagi karena idiot, ia tidak tahu bahwa keputusannya menerima bujukan itu berakibat ia dihukum mati. Semua itu demi cintanya kepada anak.





Cacat tidak menghalangi seorang ayah untuk mencintai anaknya. Cinta mereka diungkapkan dengan caranya sendiri. Semoga artikel ini, beserta video-video yang disematkan, mengunggah kita untuk lebih mencintai ayah kita, normal atau cacat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar