Senin, 10 September 2018

Kekalahan Perang Paling Konyol yang Dialami Tentara Belanda Dalam Menghadapi Pejuang Indonesia

Selama ratusan tahun menjajah Indonesia, Belanda sudah berpengalaman menghadapi banyak perang yang dikobarkan oleh pejuang-pejuang kita. Dengan strategi-strategi jitu penjajah berhasil memadamkan semua pemberontakan tersebut. Namun dalam sebuah episode perang melawan bangsa Indonesia, tentara Belanda harus menerima kekalahan telak yang konyol sekali. Mungkin inilah kekalahan perang paling konyol yang dialami Belanda selama menjajah negeri kita.

Perang yang direncanakan Belanda dengan matang dan strategi jitu serta mengerahkan ratusan tentara berpengalaman ternyata berakhir dengan kekalahan yang memalukan. Padahal berdasarkan hitung-hitungan militer, tentara Belanda jauh lebih unggul dibandingkan lawannya yang menggunakan senjata tradisional.

Anehnya lagi, perang tersebut tidak dicantumkan dalam buku-buku sejarah pelajaran di sekolah. Kejadian bersejarah ini dapat kita baca pada buku tipis (hanya 66 halaman) hasil laporan Van Der Kemp berjudul “Pemberontakan Cirebon Tahun 1818”. Pemberontakan yang dipimpin oleh Bagus Serit dan Nairem ini terjadi di Cirebon pada bulan Februari 1818. Namun, pemimpin perjuangan rakyat Cirebon yang terkenal adalah Bagus Rangin. Berikut adalah tiga kejadian konyol yang dialami tentara Belanda dalam menghadapi penduduk Cirebon tersebut.

1. Pasukan Penyergap Tersesat

Untuk memadamkan pemberontakan Cirebon, ratusan tentara Belanda didatangkan dari Batavia. Setelah mematangkan strategi dan persiapan sudah cukup, pada tanggal 4 Februari 1818 Letkol. Hoorn memerintahkan Kapten Mulder memimpin satu divisi tentara untuk menyergap Desa Kedondong, markas pejuang Cirebon. Mereka berangkat tengah malam dan mengambil jalan memutar. Rencananya, dua divisi tentara Belanda akan menyerang markas pejuang dari arah selatan dan timur sedangkan pasukan Kapten Mulder ini akan muncul dari arah barat. Arah utara tidak dijaga karena ada sungai besar yang menghalangi pemberontak. Dengan demikian pejuang akan terkepung dari segala arah. Itulah rencana Belanda, tapi fakta berkata lain. Pasukan penyergap pimpinan kapten Mulder tersesat dan ketika akhirnya tiba di Desa Kedondong perang telah selesai !

2. Terjebak di Lumpur dan Tenggelam

Divisi tentara Belanda dari selatan dan timur (masing-masing dipimpin oleh Kapten Van Gent dan Kapten Le Couvreur) menyerang Desa Kedondong tepat pada waktunya. Masalahnya, pasukan penyergap yang dipimpin Kapten Mulder tidak datang-datang. Konyolnya lagi, tetara Belanda terjebak di medan berlumpur sehingga menjadi sasaran empuk warga desa yang marah. Kapten Van Gent melempar pedang dan sepatunya agar dapat berlari lebih cepat. Anak buahnya meniru. Salah seorang komandan regu bernama Kapten Kalberg bunuh diri bersama seorang sersan mayor. Tentara Belanda melarikan diri sampai tiba di tepi Sungai Cimanuk kemudian berenang menyeberanginya. Tak tahunya sungai tersebut dalam dan berarus deras. Alhasil, lima puluh tentara Belanda tewas tenggelam.

3. Perang Melawan Kunang-Kunang

Berdasarkan rapat strategi perang, Letnan Van Steenis ditugasi menjaga jembatan Ciwaringin dekat Palimanan dengan kekuatan satu detasemen. Tujuannya adalah memotong jalur bala bantuan pemberontak. Malam harinya ratusan kunang-kunang muncul dari arah perkampungan. Serangga yang memancarkan cahaya tersebut dikira obor. Van Steenis memerintahkan pasukannya menembaki pemegang obor. Semua peluru habis tapi musuh tidak mundur. Karena ketakutan tentara Belanda lari ke markas. Wow, kunang-kunang menang perang !

Itulah kekalahan perang paling memalukan yang dialami Belanda. Letnan Van Steenis dan Kapten Van Gent kemudian dipecat. Kapten Mulder dan Kapten Le Couvreur dihukum. Tentara yang membuang senjata ketika diburu pejuang didenda 15 gulden potong gaji.

1 komentar:

  1. Lucky Club Online Casino Site | Deposit £10 get €30 - Luckyclub
    Lucky Club casino is an all new and innovative online casino operated by Microgaming. You will play at our online casino for luckyclub.live the chance to win

    BalasHapus